12 October 2017

Ketidakadilan Gender Yang Umum Terjadi


Berawal dari lahirnya seorang bayi yang dinyatakan berjenis kelamin laki - laki atau perempuan, maka sifat - sifat, peran, hak dan tanggung jawab mulai dibedakan. Disinilah ketidakadilan dan diskriminasi mengenai gender itu muncul. Ketidakadilan gender timbul karena pembenaran atas adat dan budaya yang sudah mengakar sejak lama di tempat dimana mereka tinggal. Hal tersebut tidak hanya terjadi pada perempuan saja sebetulnya, tapi juga terjadi pada laki - laki walaupun perempuanlah yang lebih sering merasakan ketidakadilan gender


Bentuk Ketidakadilan Gender


Ketidakadilan gender terbagi ke dalam beberapa bentuk yaitu :

1. Marginalisasi

Upaya yang membatasi hak dan peran kelompok tertentu, dalam hal ini yaitu perempuan dan laki - laki. Marginalisasi lebih kepada peminggiran ekonomi. Marginalisasi juga didasarkan akibat perbedaan gender yang memberi batasan pada peran perempuan. Contohnya, perempuan kurang mendapat tempat untuk memegang posisi jabatan tinggi dalam birokrasi dan militer, sangat sedikit sekali peluangnya. Dan pada laki-laki ia kurang mendapat tempat untuk bidang yang memerlukan ketelitian dan telaten seperti buruh garmen atau rokok.

2. Subordinasi

Adalah suatu keyakinan bahwa jenis kelamin satu lebih diutamakan dari pada jenis kelamin yang lainnya. Sehingga, menimbulkan ketidaksetaraan, merasa menjadi nomor dua, tidak mendapat ruang berpendapat dan lainya. Apalagi didukung oleh budaya, adat istiadat, tafsir agama, peraturan birokrasi yang menjadikan perempuan sebagai subordinat, perempuan kurang memiliki peluang untuk mengambil keputusan. Contohnya, ada profesi tertentu yang menjadikan ciri sebagai profesi perempuan seperti sekertaris dan guru TK. Dalam profesi tertentu ada pembedaan gaji antara perempuan dan laki-laki,dimana laki-laki lebih besar.

3. Stereotype (pelabelan)

Suatu sikap dimana perempuan dipandang hanya sebatas orang yang layak beraktivitas di dapur, dipandang sebagai makhluk yang lemah, emosional tidak bisa memimpin dan berpikir secara rasional

4. Peran Ganda

Beban pekerjaan jenis kelamin satu dengan jenis kelamin yang lain lebih banyak. Contohnya, seorang perempuan yang bekerja, ia tetap berperan menjadi ibu ketika dirumah. Ujung-ujungnya peran tersebut dilimpahkan kepada asisten rumah tangga, yang juga perempuan. Jadi beban tersebut tidak berpindah ke jenis kelamin yang lain. Misalnya, berbagi peran dengan suami tentang pengasuhan anak.

5. Kekerasan

Kekerasan disini maksudnya adalah kekerasan secara fisik yang dilakukan oleh laki - laki atau perempuan, keluarga pada mereka yang dipandang lemah. Kekerasan semata-mata ada bermula dari pembedaan antara feminim dan maskulin. Pembedaan tersebut telah memicu kekerasan terjadi. Contohnya, pemerkosaan, kekerasan seksual, pelecehan seksual, pemukulan, penghinaan, eksplotasi seks pada perempuan dll.

Gender, Konsep dan Adat Budaya yang Mempengaruhi


Gender Menurut Bahasa


Menurut bahasa, kata gender diartikan sebagai “the grouping of words intomasculine, feminine, and neuter, according as they are regarded as male, female or without sex” yang artinya gender adalah kelompok kata yang mempunyai sifat, maskulin,feminin, atau tanpa keduanya (netral). Dapat dipahami bahwa gender adalah perbedaan yang bukan biologis dan juga bukan kodrat Tuhan.

Konsep Gender


Konsep gender harus dibedakan antara istilah gender dan seks (jenis kelamin). Kalau perbedaan antara jenis kelamin laki - laki dan perempuan adalah kodrat Tuhan karena secara permanen tidak berubah. Sedangkan gender lebih kepada perbedaan tingkah laku atau stigma (kesan) yang terbentuk melalui kebiasan, adat dan budaya turun temurun.

Perbedaan yang bukan kodrat ini diciptakan melalui proses sosial dan budaya yang panjang. Misalnya seperti apa yang telah kita ketahui bahwa perempuan dikenal sebagai sosok yang lemah lembut, emosional, dan keibuan sehingga biasa disebut bersifat feminim. Sementara laki-laki dianggap kuat, rasional, jantan dan perkasa dan disebut bersifat maskulin. Pada hakikatnya ciri dan sifat itu sendiri merupakan sifat-sifat yang dapat dipertukarkan. Artinya, ada laki-laki yang memiliki sifat emosional dan lemah lembut. Dan sebaliknya, ada pula wanita yang kuat, rasional dan perkasa. 

Oleh karena itu gender dapat berubah dari individu ke individu yang lain, dari waktu ke waktu, dari tempat ke tempat, bahkan dari kelas sosial yang satu ke kelas sosial yang lain. Sementara jenis kelamin yang biologis akan tetap dan tidak berubah. Gender tidak bersifat biologis, melainkan dikontruksikan secara sosial. Karena gender tidak dibawa sejak lahir, melainkan dipelajari melalui sosialisasi, oleh sebab itu gender dapat berubah. 

Dalam berbagai masyarakat atau kalangan tertentu dapat kita jumpai nilai dan aturan agama ataupun adat kebiasaaan yang dapat mendukung dan bahkan melarang keikutsertaan anak perempuan dalam pendidikan formal, sebagai akibat ketidak samaan kesempatan, sehingga dalam masyarakat dijumpai ketimpangan dalam angka partisipasi dalam pendidikan formal.


Budaya dan Adat Mempengaruhi Gender


Dalam masyarakat tertentu, laki-laki sangat berpengaruh pada pengasuhan anak. Kegiatan tersebut tidak dianggap sebagai wilayah kerja perempuan. Sebut saja misalnya dalam suku Arapesh di Papua Newgini, yang beranggapan bahwa mengandung dan melahirkan anak merupakan tugas bersama suami-isteri, sehingga mereka dibebaskan dari tugas-tugas klan lainnya. Suku Aboriogin di Australia dan kepulauan Tobriand di Papua Newgini meyakini bahwa mengasuh anak adalah merupakan tugas penting ibu maupun ayah.

Mengacu kepada perbedaan kebudayaan yang berakibat pada perbedaan peran laki-laki dan perempuan di atas, dapat dikatakan bahwa pembagian tugas dan kerja tidaklah bergantung pada jenis kelamin tertentu, tetapi peran merupakan khas setiap kebudayaan, dan karenanya gender adalah juga khas untuk setiap kebudayaan. Karena itu juga, gender tidak hanya berbeda antar kebudayaan yang berbeda, tetapi juga berbeda dari waktu ke waktu dalam kebudayaan yang sama. Kebudayaan bukanlah sesuatu yang statis, tetapi berkembang seiring dengan berlakunya waktu dan berjalannya sejarah.

Dengan berkembangnya masyarakat, peran-peran yang dijalani oleh perempuan dan laki-laki tidak lagi hanya ditentukan oleh kebudayaan, tetapi juga oleh ideologi yang dominan pada suatu masa dan oleh faktor-faktor sosial, politik, ekonomi dan agama.

Ketahuilah Ketidakadilan dan Kesetaraan Gender


Memahami Gender


Seperti yang Anda semua ketahui, laki dan perempuan diciptakan oleh Tuhan, betul ? Tapi, sebetulnya laki dan perempuan yang kita kenal juga dibentuk oleh sosial budaya yang dianut oleh masyarakat, yang dianut oleh adat istiadat daerah tertentu baik adat tertulis maupun tidak tertulis. Sehingga kita mengenal ciri - ciri perbedaan siapa dan bagaiaman antara lelaki dan perempuan.

Nah, istilah gender itu muncul untuk membedakan antara laki - laki dan perempuan dalam hubungannya dengan lingkungan sekitar, dengan adat istiadat di daerah asal atau daerah tempatnya menetap. Jadi, gender adalah pandangan dari penglihatan manusia sebagai makhluk sosial, bukan perbedaan yang kodrati (jenis kelamin).

Nah kok bukan perbedaan kodrati ?

Perbedaan gender bisa dipertukarkan antara laki - laki dan perempuan. Perbedaan gender bisa berubah kapan saja dimana saja. Hal yang menjadi penyebab perubahan tersebut adalah adat, budaya, penafsiran agama, kebiasaan diwilayah tertentu dan sebagainya. Bisa disebut juga bahwa gender itu merupakan sesuatu yang sifatnya universal

Hal itu berbeda dengan laki - laki dan perempuan secara kodrat. Laki - laki dan perempuan dapat dibedakan melalui ciri - ciri biologisnya yaitu laki - laki memiliki penis dan perempuan memiliki vagina. Hal ini juga berlaku di seluruh dunia karena memang kodratnya yang menjadi ketetapan yang berasal dari Tuhan.

Gender adalah perbedaan peran, fungsi, dan tanggung jawab antara perempuan dan laki-laki. Perbedaan tersebut merupakan hasil dari konstruksi social budaya di masyarakat. Perbedaan gender bersifat dinamis, artinya dapat berubah sesuai dengan perkembangan jaman, dan sangat dipengaruhi oleh pandangan dunia masih sangat patriarkhal, yaitu pandangan yang mengedepankan laki-laki.

Perbedaan Gender


Perbedaan gender ini melahirkan perbedaan peran, fungsi, hak, tanggung jawab bahkan ruang gerak antara laki - laki dan perempuan di dalam masyarakat. Di dalam kehidupan sehari - hari, perbedaan gender tidak akan pernah terjadi masalah bila tidak ada yang membuat ketidakadilan. Tapi kenyataannya malah sebaliknya, seringkali terjadi perlakuan yang tidak adil antara laki - laki dan perempuan dalam hal peran, kedudukan, hak dan tanggung jawabnya di masyarakat.

Sebagai contoh untuk pemilihan ketua RT di kampung. Mayoritas seluruh warga menginginkan bahwa untuk menjadi ketua RT harus laki - laki dengan anggapan bahwa laki - laki lebih pintar dan tanggap untuk mengatasi berbagai masalah dalam memimpin kampung. Akibatnya, peluang bagi perempuan untuk menjadi ketua RT jadi sulit tercapai karena sudut pandang yang dianut oleh mayoritas warga kampung itu sendiri.

Padahal, anggapan mayoritas warga kampung tersebut belum tentu 100% benar dan terukti, bisa saja seorang perempauan lebih tanggap dan pintar dalam menangani berbagai macam kasus dalam kepemimpinan, betul ?

Ketidakadilan Gender


Pembedaan gender bisa memunculkan ketidakadilan gender. Ketidakadilan gender terjadi karena adanya hubungan dan peran gender yang tidak seimbang antara laki-laki dan perempuan dalam memperoleh peluang, kesempatan, partisipasi, manfaat, dan control dalam melaksanakan dan menikmati hasil pembangunan baik di dalam maupun di luar rumah tangga.

Secara kodrati perempuan memiliki vagina, rahim, kemampuan untuk bisa hamil dan melahirkan. Namun karena alasan menjalankan fungsi kodrati tersebut maka perempuan seringkali di tempatkan di ruang domestik. Perempuan dibatasi peran dan posisinya di ruang publik, karena ruang publik dianggap bukan wilayah perempuan. 

Lebih jauh lagi pandangan dunia menempatkan perempuan sebagai makluk kedua setelah laki-laki yang tidak pantas memimpin, maka pendidikan dan kesempatan kerja akan mengutamakan laki-laki. Kondisi ini meminggirkan peran perempuan dalam berbagai bidang.

Pandangan dunia juga menempatkan perempuan harus cantik, lembut, melayani, maka perempuan akhirnya banyak dijadikan obyek barang konsumsi agar bisa memenuhi tuntutan menjadi cantik.

Perempuan menjadi rentan mengalami berbagai bentuk ketidakadilan gender seperti contoh diatas yaitu peminggiran peran perempuan, dan perempuan sebagai kelas kedua/subodinasi. Perempuan meskipun sebagai pencari nafkah utama tetap harus mengurus keluarga sehingga mengalami beban yang berlebih. Perempuan juga lebih rentan mengalami berbagai bentuk kekerasan.

Mewujudkan Kesetaraan Gender


Kesetaraan gender akan terwujud apabila ada perlakuan yang adil sehingga tercipta kondisi yang setara, seimbang dan sederajat bagi seluruh masyarakat baik laki-laki maupun perempuan dalam memperoleh kesempatan, hak, peran dan tanggung jawab di dalam keluarga, masyarakat, bangsa dan Negara di segala bidang pembangunan.

Mewujudkan kesetaraan gender dapat dilakukan dengan menerima perbedaan kodrati individu laki-laki dan perempuan sebagai hikmah. Kondisi hidup laki-laki dan perempuan berbeda. Ada kebutuhan-kebutuhan khusus karena fungsi kodrati perempuan. Bicara gender seharusnya juga mempertimbangkan bahwa kondisi tiap individu laki-laki dan perempuan berbeda, ada anak-anak, lanjut usia, juga difabel. Semua memiliki kebutuhan yang berbeda. Untuk itu, mewujudkan kesetaraan gender juga harus dibarengi dengan kebijakan yang adil gender. Kebijakan yang adil bagi laki-laki dan perempuan termasuk untuk anak-anak, lanjut usia, dan difabel

11 October 2017

Bentuk-bentuk Kekerasan Berbasis Gender (KBG) di Sekitar Kita


Jika sudah memahami apa pengertian KBG, coba kita lihat kejadian-kejadian KBG yang sering terjadi di sekitar kita dalam kehidupan sehari-hari. Dengan memahami pengertian dan dapat mendeteksi kejadian KBG, kita jadi lebih paham dan bisa mencegah sejak dini.

Pertama kekerasan seksual.

Kita bisa melihat banyak kejadian yang masuk dalam jenis kekerasan seksual. Lihat contoh di bawah ini :
  1. Perkosaan
  2. Perdagangan perempuan untuk tujuan seksual
  3. Pelecehan seksual
  4. Penyiksaan seksual
  5. Eksploitasi Seksual
  6. Perbudakan Seksual
  7. Intimidasi/serangan bernuansa seksual, termasuk ancaman/percobaan perkosaan
  8. Kontrol seksual, termasuk pemaksaan busana dan kriminalisasi perempuan lewat aturan diskriminatif beralasan moralitas dan agama
  9. Pemaksaan Aborsi
  10. Penghukuman tidak manusiawi dan bernuansa seksual
  11. Pemaksaan perkawinan, termasuk kawin paksa dan kawin gantung
  12. Prostitusi paksa
  13. Pemaksaan kehamilan
  14. Praktik tradisi bernuansa seksual yang membahayakan atau mendiskriminasi perempuan
Ingat, bahwa KBG dalam jenis kekersan seksual terjadai sudah bermula sejak adanya ANCAMAN. Maka dalam 14 contoh tindakan kekerasan seksual di atas, semua bentuk ANCAMAN atas tindakan-tindakan tersebut adalah juga KEKERASAN SEKSUAL.

Kedua, kekerasan fisik

Ini yang paling mudah untuk dideteksi dalam kehidupan sehari-hari. Ada rasa sakit dan atau bekas /luka yang dapat ditengarai sebagai tanda telah terjadinya jenis kekerasan fisik. Tapi, sebagai KBG, maka harus ada motiv atau asumsi bias gender/seksualnya. Jadi, tindakan yang mengakibatkan perlukaan atau rasa sakit di anggota tubuh tertentu dengan motiv dan asumsi bias gender atau seksual adalah KBG dalam jenis kekerasan fisik

Ketiga, kekerasan sosial dan ekonomi

Dalam kategori ini, kekerasan berakibat pada penelantaran ekonomi dan pemiskinan korban. Contoh yang bisa kita lihat dalam kehidupan sehari-hari adalah penelantaran ekonomi yang dilakukan oleh suami terhadap istri atau anak. Tapi tidak hanya itu. Kita juga bisa melihat dalam relasi di luar rumah tangga. Misalnya, tindakan seorang pacar terhadap pasangannya yang dipaksan untuk terus mengeluarkan uang untuk menghidupi disertai ancaman. Efek ketidaknyamanan, ketidakbebasan dan pemiskinan dapat muncul di sini. Jika itu yang terjadi, maka sudah bisa masuk dalam kategori kekerasan ekonomi.

Keempat, kekerasan psikis atau mental

Jika kekerasan fisik paling mudah dideteksi, maka kekerasan psikis paling mudah dilihat tapi susah dideteksi efeknya.

Kelima, praktek sosial / budaya yang membahayakan.

Dalam penjelasan dikatakan bahwa praktek ini menyangkut praktek seperti sunat perempuan (female genital mutilation), perkawinan paksa (forced or arranged marriage) dan perkawinan di usia dini (early marriage).

Maksud dan Pengertian Gender Secara Umum dan Spesifik


Apa itu Gender ?

Iya, apa itu gender?
Pertanyaan yang sering muncul bagi mereka bahkan Anda yang memang belum mengerti dengan jelas tentang gender. Mengapa ada sebutan gender, maksudnya apa dan kita harus bagaimana terhadap gender.

Dengan pengetahuan yang kurang sampai ada yang menganggap bahwa gender dan (maaf) seks itu sama. Padahal berbeda. Iya, beda. Lalu dimana perbedaannya ?

Mari kita simak satu per satu dulu.

Pengertian Gender

Gender berasal dari kata "genus" yang berarti jenis atau tipe. Gender disini adalah sifat dan perilaku yang dilekatkan pada laki - laki dan perempuan yang dibentuk secara sosial maupun budaya. Menurut Ilmu Sosiologi dan Antropologi, Gender itu sendiri adalah perilaku atau pembagian peran antara laki-laki dan perempuan yang sudah dikonstruksikan atau dibentuk di masyarakat tertentu dan pada masa waktu tertentu pula.

Menurut Ilmu Sosiologi dan Antropologi, Gender itu sendiri adalah perilaku atau pembagian peran antara laki-laki dan perempuan yang sudah dikonstruksikan atau dibentuk di masyarakat tertentu dan pada masa waktu tertentu pula.

Maksudnya begini, kami akan coba jelaskan dengan perumpamaan tentang gadis yang lahir di desa dan gadis yang lahir di perkotaan.

Gadis Desa

Gadis yang lahir di desa cenderung di didik oleh orangtuanya dengan lemah lembut, murah senyum dan ringan tangan. Wajib mahir dalam mengurus rumah tangga, menyapu dan memasak. Tapi di perkotaan, orangtua mereka cenderung mendidik untuk berpendidikan tinggi, meniti karir dan harus bisa sejajar dengan laki untuk urusan pekerjaan.

Lalu masih ingatkah Anda dengan buku pelajaran SD tentang peran - peran seseorang contohnya "Bapak membaca koran, ibu memasak di dapur"

Nah peran - peran hasil dari sosial budaya inilah yang yang disebut dengan peran gender.

Mungkin bagi Anda ada yang bertanya tentang perbedaan gender dan seks itu apa?
Tadi sudah Anda baca seputar gender dengan perumpamaan gadis desa dan gadis kota, sedangkan seks/kodrat adalah jenis kelamin yang terdiri dari perempuan dan laki-laki yang telah ditentukan oleh Tuhan. Oleh karena itu tidak dapat ditukar atau diubah. Ketentuan ini berlaku sejak dahulu kala, sekarang dan berlaku selamanya.